Minggu, 08 Agustus 2010

Perajin Minta Batik Trusni Cirebon Dipatenkan

CIREBON, KOMPAS.com--Pengusaha batik Cirebon minta pemerintah segera mematenkan batik Trusmi sebagai salah satu khasanah kekayaan budaya Nusantara dari Cirebon.

"Pemerintah perlu segera mematenkan batik Trusmi Cirebon sebagai salah satu kekayaan intelektual masyarakat Indonesia khususnya Cirebon. Kami tidak rela kalau nasib batik Trusmi Cirebon suatu saat diklaim negara lain," ujar H Katura, pengusaha Batik Trusmi, Senin.

Jumlah motif batik khas Trusmi sudah mengalami banyak kemajuan hingga sekarang sudah tercatat lebih dari 400 motif baru.

"Kami berencana mengajukan hak paten 400 motif asli Batik Trusmi sehingga tidak ada lagi pihak luar yang mengklaim batik khas Cirebon ," tegas Katura.

Diakuinya, seiring perkembangan zaman, para pengrajin batik Cirebon banyak membuat kreasi-kreasi baru terhadap motif batiknya. Sehingga sebenarnya masih banyak motif batik Cirebon yang belum terdata.

Oleh karena itu, berdasarkan hasil pendataan yang sudah ada ini, Katura mengharapkan perhatian pemerintah daerah untuk segera mematenkan batik Cirebon sambil terus memperbarui data setiap motif batik yang baru.

Sementara itu, Kepala Badan Koordinas Pembangunan dan Pemerintahan (BKPP) Wilayah Cirebon Ano Sutrisno mengakui hingga saat ini masih banyak kesenian dan kebudaaan daerah khas Cirebon yang belum mempunyai sertifikat hak paten.

Selama ini, lanjut Ano, pengakuan kesenian dan budaya Cirebon baru dikenal masyarakat secara lisan saja. "Banyak kalangan yang sudah mengakui secara lisan bahwa kesenian Cirebon seperti Sintren dan Tari Topeng atau makanan khas Jamblang, empal gentong serta kerajinan batik Trusmi sebagai khas daerah Cirebon. Namun belum dipatenkan," ujar Ano.

Menyikapi keinginan para pengusaha batik tadi, Ano sudah berencana akan melakukan koordinasi dengan para kepala daerah untuk membahas aset seni dan budaya serta kuliner khas Cirebon ini untuk masa depan. "Sudah seharusnya para kepala daerah mulai aktif mendata dan melestarikan kekayaan seni, budaya dan kuliner daerahnya masing-masing ," ujar Ano.

0 komentar:

Posting Komentar