Kamis, 24 Februari 2011

ROAD TO FSLDKN XVI 2012 GAMAIS ITB



Bismillahirrohmaanirrohim



“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu,

dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu,

dan telah Aku ridhoi Islam sebagai agama bagimu…”

( Al Qur’an, Surat Al-Maidah : 3 )





sekitar

.......................H-600 FSLDKN XVI 2012...............



Indonesia, sebuah negara bergelar zamrud khatulistiwa dengan segala kekayaan alamnya serta kondisi geografis yang berbeda-beda di sepanjang wilayahnya menjadi tanah air bagi berbagai penduduk yang memiliki karakeristik dan budaya yang demikian unik dan mempesona. Beraneka ragam suku bangsa, etnis, agama, bahasa dan budaya yang berbeda tidak lantas menjadikan negara ini terpecah belah, namun semakin memperkuat jati diri bangsa yang beradab dalam tatanan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang sudah menghujam kuat dalam diri setiap penduduknya, menjadikan bangsa ini bangsa yang kuat, mengantarkannya menjadi bagian penting dari masyarakat dunia.





Diskursus mengenai kebudayaan suatu bangsa tidak pernah habis-habisnya dibahas dari masa ke masa. Hampir semua sejarah dunia dan pelakunya, bahkan hingga kini hakikatnya tetap sama-sama mempejuangkan kebudayaan. Cakupan kebudayaan terlalu luas hingga peradaban suatu negeri pun, sangat dipengaruhi dengan konsep kebudayaan yang dianut. Semakin tinggi kebudayaan, semakin maju pula peradaban suatu negeri. Sebaliknya, semakin rendahnya kebudayaan, maka semakin rendah pula peradaban negeri tersebut. Olehnya itu, kebudayaan yang baik dan benar, yang dimiliki oleh suatu bangsa harus tetap diperjuangkan.





Disisi lain, masalah utama yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah timbulnya krisis kepercayaan di berbagai bidang. Situasi saat ini di tanah air ditandai oleh adanya indikasi lunturnya nilai-nilai kebudayaan, kebersamaan, penghargaan dan identitas diri untuk menerima perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Krisis kepercayaan juga timbul disebabkan oleh menurunnya sikap nasionalisme akibat pendalaman nilai-nilai pragmatis yang rendah dan mengakibatkan terbentuknya pola pikir yang cenderung destruktif, sehingga menyebabkan sebagian masyarakat saat ini cenderung menggunakan kekerasan sebagai jalan pemecahan masalah.





Penyebab timbulnya krisis kepercayaan antara lain disebabkan terbentuknya pola pandang masyarakat Indonesia mengenai konsep kemajuan bangsa berdasarkan kepemilikan atas benda-benda fisik (materialisme). Sesuai konsep dan kenyataan bahwa tolak ukur keberhasilan suatu bangsa dinilai dari kesuksesannya untuk menghargai sejarah, budaya dan tradisi serta keimanan, dan menguasai ilmu pengetahuan. Hal-hal ini yang cenderung menurun dimiliki bangsa kita saat ini.



Melihat fenomena diatas, maka mahasiswa atau pemuda sebagai bagian dari masyarakat harus berperan aktif menyelesaikan permasalahan umat dan bangsa yang dihadapi saat ini. Olehnya itu, pendidikan akan menjadi hal yang sangat utama, meliputi pendidikan untuk membentuk intelektualitas dan moralitas mahasiswa, pemuda dan generasi bangsa Indonesia. Pendidikan Agama, yang mengandung nilai-nilai penting untuk membentuk karakter masyarakat yang dapat hidup dalam sebuah bangsa yang majemuk, sehingga terbentuk masyarakat yang damai, adil dan sejahtera untuk Indonesia yang lebih baik.







Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Nasional( FSLDKN ) sebagai forum yang menaungi Lembaga Dakwah Kampus di Indonesia , yang menghimpun pemuda-pemuda terbaik bangsa ini, mempunyai visi ke depan untuk membangun sinergi di atas segala keanekaragaman yang ada dengan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi jati diri bangsa, dengan memberikan kontribusi nyata bagi keharmonisan dunia.



Alhamdulillah, FSLDKN XV telah selesai dilaksanakan di tanah para Raja, Ambon “Manise” pada 1-5 juli 2010 kemarin. Ratusan Ikhwan dan akhwat pejuang dakwah dari seluruh kampus di Indonesia. Dari Aceh hingga Papua dan dari Kalimantan hingga NTT. Ambon menjadi saksi sejarah perhelatan terbesar dunia dakwah kampus. Banyak hasil yang diperoleh di sana. Para pejuang tersebut berdiskusi tentang dinamika dakwah di kampus masing-masing. Diskusi ini tentu menghasilkan banyak inspirasi yang akan diterapkan di kampus masing-masing. Inspirasi yang tidak bertepi. Di sana juga dibahas tentang pentingny Persatuan diantara elemen umat Islam. Perbedaan itu keniscayaan, namun persatuan adalah solusi kebangkitan Islam. Ambon pun menjadi saksi diskusi terkait strategi pergerakan dakwah kampus untuk tahun-tahun mendatang, termasuk pelatihan untuk para aktivis dakwah agar bisa menjadi kader dakwah yang dahsyat. Ini penting untuk percepatan dakwah kampus (DK) di Indonesia.



Kawan,

FSLDKN XV juga menghasilkan 2 butir keputusan yang amat penting bagi nasib FSLDK, yaitu Universitas Lampung terpilih sebagai PUSKOMNAS (Pusat Komunikasi Nasional) FSLDK dan GAMAIS ITB terpilih sebagai tuan rumah FSLDKN XVI 2012 mendatang. Allahu Akbar!



Ini tantangan kawan!



Kawan2,

Kader gamais 2009…

beban dakwah memang amat berat. Dakwah membutuhkan waktu, tenaga, pikiran, dana, bahkan nyawa kalian semua. Saya teringat kata-kata dari salah seorang ikhwah Ambon “Dam, dulu waktu kerusuhan Ambon tahun 1999, saya ikut berperang melawan kaum nasrani yang menyerang kaum muslimin. Tak ada kata teman, bila ia muslim maka akan dibunuh oleh mereka, begitu juga kami, kami pun tak ada tolerir bagi mereka. Karena mereka yang memulai. Saat itu, kami sepenuhnya menyerahkan nyawa kami untuk Allah demi menjaga keharuman Islam di sini. “



Peertanyaannya,

Sudah sejauh mana pengorbanan kita untuk dakwah , kawan?

Ini adalah tantangan kawan!



FSLDKN di Ambon menyadarkan saya tentang pengorbanan untuk dakwah...

Memberikan saya lautan motivasi untuk tetap meningkatkan semangat dalam dakwah. Dalam hati saya berkata “dakwah saya belum ada apa-apanya dibandingkan dakwah kawan2 di Ambon, Bali atau Papua. Di sana umat Islam cenderung minoritas dan umat lain pun cenderung lebih agresif terhadap umat Islam.”



Ambon sekitar satu dekade lalu menjadi kota ‘perang salib’ baru. Ratusan umat Islam dibunuh dan dibantai tiap harinya oleh para pejuang salibis laknatulllah. Saat itu, betapa berharganya kalimat “Laa Ilaaha Illallah..”. begitu mahal.. bahkan mereka harus menukarnya dengan nyawa mereka. Ambon tidak semegah Bandung ataupun Jakarta, tidak sebanyak fasilitas-fasilitas dakwah layaknya Mekah maupun Madinah saat ini. Namun, di sana terlahir ratusan mujahid-mujahid tangguh pengisi zaman. Di sana, saat tragedi 1999 itu,, mujahid-mujahid itu berjuang, bahkan dengan darah mereka.



Sudahkah kita seperti mereka??

Mau seperti mereka??



Ini tantangan kawan!





Kawan,

GAMAIS ITB hadir di FSLDKN XV di Ambon dengan segala strategi dan peran. Di sana kami berusaha berbagi inspirasi dan mendapat inspirasi dari kawan-kawan dari daerah lain. GAMAIS ingin, semua LDK di Indonesia menjadi mandiri baik secara financial maupun secara statusnya di kampus juga mampu berbicara dan berperan di dunia internasional. Ini tantangan bagi kita semua.



Setiap waktu di sana tak ingin GAMAIS lewatkan dengan percuma. Semua berperan. Ada yang berperan sebagai trainer, asisten trainer, dokumentasi, notulensi, peserta sidang, dll. Semuanya berusaha menginspirasi sebanyak-banyaknya.



Kawan,

Nama GAMAIS di Indonesia amatlah dihormati. Ini adalah fakta sekaligus tantangan buat kita semua, kader Gamais. Setiap kita berkata di sana bahwa kita dari Gamais, maka akan ada pernyataan “Subhanallah… Luar biasa!!!” . Ini adalah tantangan buat kita semua..



GAMAIS ITB ditunjuk sebagai Tuan Rumah FSLDKN XVI 2012 nanti!!!



Allahu Akbar!!!

Allahu akbar!!!

Allahu Akbar!!!





Kawan,

Kita mungkin belum sekuat ikhwah di Ambon maupun di Papua..

Namun..

Kita harus membuktikan bahwa di sini kita bisa!



Bisa menjadi tuan rumah yang baik, bahkan sangat baik..

Bisa menjadi inspirasi bagi Indonesia

Bisa memberikan ketenangan dan dukungan bagi ikhwah di daerah2 yg minoritas..

Bisa meunjukkan, bahwa GAMAIS ITB SIAP dan MAMPU untuk menjadi model LDK mandiri!!!



Yaa Allah..

Rapatkan barisan kami

Kuatkan ikatan hati kami

Kekalkan Cinta kami



Siapkah kita menjadi tuan rumah perhelatan akbar di dunia dakwah kampus Indonesia???

Bahkan Piala Dunia pun ttidak bisa mengalahkan kemeriahannya…





Bagaimana kawan??

Antara GAMAIS ITB dan FSLDK



Antara GAMAIS ITB dan FSLDK

Latar belakang

• LDK adalah Lembaga Dakwah Kampus, sebuah organisasi mahasiswa yang berdiri secara legal formal di dalam kampus, baik dalam bentuk UKM/DKM/kerohanian, yang melakukan fungsinya sebagai organisasi dakwah
• FSLDK adalah Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus, sebuah forum/lembaga/badan yang menaungi LDK-LDK se-Indonesia dalam fungsi-fungsinya seperti akselerasi, ekspansi, dan sinergisasi dakwah kampus.
• GAMAIS ITB adalah Lembaga Dakwah Kampus yang berada di Institut Teknologi Bandung, Perguruan Tinggi yang terletak di wilayah Jawa Barat, daerah Bandung Raya, sektor Bandung Tengah.

Tentang FSLDK

SEKILAS FSLDK
FSLDK kependekan dari Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus. Berbicara mengenai definisi FSLDK, kita akan mendapati dua persepsi berbeda. Persepsi pertama, kita memahami FSLDK sebagai jaringan. Sedangkan persepsi kedua, FSLDK adalah musyawarah nasional/daerah yang diadakan secara rutin. Sebenarnya, subjek dan objek kedua pengertian tadi sama, yaitu LDK. Akan tetapi perlu dipertegas lagi perbedaannya untuk mencegah ambiguitas.

Persepsi pertama, FSLDK adalah jaringan yang beranggotakan LDK-LDK (bukan orang per orang) se-Indonesia. Sifat keanggotaan FSLDK cukup terbuka, artinya setiap LDK berhak bergabung dengan FSLDK. Hal ini dikarenakan salah satu visi FSLDK adalah mengoptimalkan akselerasi da’wah kampus nasional. Jaringan FSLDK sudah tersebar luas di seluruh nusantara. Mulai dari ujung Sumatra hingga Papua.

Hingga saat ini agenda FSLDK semakin beragam, seperti pendampingan LDK, training manajemen LDK, Simposium Internasional Palestina, penyikapan isu bencana, dan sebagainya. Jika dirangkum, program FSLDK secara garis besar ada tiga yaitu ke-LDK-an, penyikapan isu, dan kemuslimahan. Salah satu contoh program ke-LDK-an adalah pendampingan LDK. Kegiatan lain yang pernah dilakukan adalah penyikapan isu seperti RUU APP dan Palestina.

Persepsi kedua, FSLDK adalah musyawarah akbar. Di tingkat nasional, kita mengenal istilah Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Nasional (FSLDKN). FSLDKN yang ke-14 diselenggarakan di Unila, Lampung pada pada tahun 2007. Sedangkan di tingkat daerah, ada juga istilah Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus Daerah (FSLDKD).


SEJARAH SINGKAT FSLDK

Awal Berdiri
Cikal bakal lahirnya FS adalah acara yang bernama Saresehan LDK yang diadakan pada tangga 14-15 Ramadhan 1406 atau 24 – 25 Mei 1986 bertempat di UGM, Yogyakarta. Pertemuan itu diikuti oleh 26 peserta utusan 13 kampus se-Jawa, yakni UGM Yogyakarta, IKIP Yogyakarta, Universitas Diponegoro Semarang, Unsoed Purwokerto, UNS Solo, Universitas Trisakti Jakarta, Universitas Indoneisa, IPB Bogor, UIKA Bogor, ITB Bandung, dan beberapa kampus lain.

Peserta pertemuan ini menetapkan adanya pembagian wilayah menjadi tiga, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Masing-masing wilayah dikoordinatori oleh Salman ITB, Jama’ah Shalahuddin UGM, dan UKKI Unair.

Perkembangan FSLDK
Pasca diadakannya pertemuan itu, segenap peserta menyepakati tentang perlunya membina jaringan dan ukhuwah antar-LDK. Sehingga muncullah agenda-agenda susulan sebagai follow up-nya. Agenda-agenda tersebut adalah:
1. Saresehan LDK kedua
Tanggal : 2-4 Januari 1987
Tuan rumah : Salman ITB
Hasil :
- Salman ITB sebagai koordinator pusat LDK se-Jawa
- Diadakan Daurah Dirasah Islamiyah di IPB, Latihan Mujahid Da’wah di Salman ITB
- Diterbitkannya lembar komunikasi antar-LDK
2. FSLDK III
Tanggal : 13-16 September 1987
Tuan rumah : UKKI Unair Surabaya
Peserta : 30 LDK
Hasil
- Istilah Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) pertema kali digunakan
- Penetapan logo FSLDK
- Penetapan standar internal LDK dan persamaan langkah LDK
3. FSLDK IV
Tanggal : 3-6 September 1988
Tuan rumah : UNS Surakarta
Peserta : hadir peninjau dari Unud Denpasar dan Unhas Ujungpandang
Hasil
- Ide khittah LDK
- Penetapan pola komunikasi (Puskompus, Puskomwil, tuan rumah, dan koordinator mantan pusat)
- Perumusan rancangan oleh tim khusus (selesai Desember 1988)
4. FSLDKN V
Tanggal : 15-19 September 1989
Tuan rumah : IKIP Malang
Peserta : hadir utusan dari Sumatra, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Bali
Hasil dari forum ini adalah kesepakatan terhadap rumusan khittah LDK yang disusun oleh tim khusus
5. FSLDKN VI
diselenggarakan pada bulan Oktober 1990 di IKOPIN Jatinangor. Hasil yang diperoleh dari pertemuan ini adalah mengalihkan Puskompus dari ITB ke IKIP Malang dan penetapan dan UNHAS sebagai tuan rumah FS selanjutnya.
6. FSLDKN VII
Pertemuan FSLDKN VII diselenggarakan pada bulan Desember 1991 di Universitas Hasanudin Makassar.
Selain itu, dihasilkan pembagian wilayah komunikasi FSLDK :
- Wilayah I mencakup Sumatera, DKI Jakarta dan Jawa Barat.
- Wilayah II mencakup Jawa Tengah, DIY dan Kalimantan.
- Wilayah III mencakup Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT
- Wilayah IV mencakup Sulawesi, Irian, Maluku dan Timor Timur.
7. FSLDKN VIII
Pertemuan FSLDKN VIII berlangsung pada tanggal 6-11 September 1993. Pertemuan ini diadakan di kota Semarang. Sebagai tuan rumah adalah BAI Universitas Diponegoro.
8. FSLDKN IX
Waktu : tahun 1995
Tuan rumah : Unisba Bandung
Penyeragaman khittah yang telah ditetapkan ternyata memunculkan perbedaan pendapat. Adanya khittah tersebut dinilai tidak sesuai dengan kenyataan bahwa kondisi tiap LDK berbeda. Bahkan terkadang perbedaannya cukup jauh. Perbedaan pendapat ini pun mencapai klimaksnya tepat pada FSLDKN IX ini, sehingga peserta forum menyepakati penghapusan khittah LDK. Penghapusan khittah ini dikenal dengan nama Piagam Unisba.
Sehingga dengan adanya piagam tersebut, praktis FSLDK hanya bersifat koordinasi. Dan telah disadari, kondisi dan karakteristik LDK yang beragam ini tidak mungkin diseragamkan. Maka jadilah agenda-agenda FSLDK sekarang hanya berupa rekomendasi tanpa paksaan dengan berlandaskan semangat beramal secara berjama’ah (amal jama’i).
9. FSLDKN X
Tanggal : 25-29 Maret 1998
Tuan rumah :Universitas Muhammadiyah Malang
Hasil
- Menetapkan Gamais ITB sebagai Puskomnas
- Menetapkan UI Jakarta sebagai tuan rumah FS-Nas XI
- Mendeklarasikan berdirinya KAMMI sebagai sayap siyasi da’wah kampus
10. FSLDKN XI
Tanggal : 20-24 Juli 2000
Tuan rumah : Universitas Indonesia Depok
Poin penting
- Terjadi lonjakan peserta dibanding FS-Nas sebelumnya, yaitu sekitar 600 LDK
- Bahasan tentang jaringan muslimah (jarmus) mulai digulirkan
- Menetapkan JMMI ITS sebagai Puskomnas dan FKI Rabbani Unand sebagai OC FS-Nas XII
11. FSLDKN XII
Tanggal : 25-29 Juli 2002
Tuan rumah : Universitas Andalas Padang
Hasil
- Pembentukan Pusat Kajian Syariat Islam Mahasiswa (PKSIM) sebagai wadah untuk mempersiapkan keberterimaan masyarakat terhadap penerapan syariat Islam
- Pembentukan Jaringan Mahasiswa Anti Pemurtadan (Jamaat) untuk meng-counter aksi pemurtadan di kampus
12. FSLDKN XIII
Tanggal : 19-25 Juli 2005
Tuan rumah : Universitas Mulawarman Samarinda
Hasil
- Merekomendasikan pembentukan Jamaad dan PKSIM di daerah
- Wacana tentang Dakwah Kampus Berbasis Kompetensi (DKBK)
- Penggunaan buku SPMN (Standardisasi Pelatihan Manajerial Nasional) sebagai salah satu acuan dalam pendampingan LDK
13. FSLDKN XIV
Tanggal : Juli-Agustus 2007
Tuan rumah : Universitas Lampung, Bandar Lampung
Hasil
- Draft 3 komisi : Komisi A Isu Keumatan, Komisi B ke-LDK-an, komisi C Jaringan Muslimah
- Perluasan gerak dakwah LDK Indonesia Timur
- Revitalisasi permentoringan nasional

14. FSLDKN XV
Tanggal : 1-5 Juli 2010
Tuan rumah : Universitas Pattimura, Ambon
Hasil
-

Kamis, 17 Februari 2011

My name is Adam

Perkenalkan saya Adam Habibie. Saya lahir di tanah para wali, tanah Cirebon. Saya asli dari cirebon, tepatnya desa Arjawinangun, kabupaten Cirebon. Saya berasal dari keluarga besar baik di pihak ibu maupun Ayah. Anggota keluarga kami berjumlah 11 orang. Saya memiliki 7 kakak dan 1 adik.

Sejak kecil saya sudah ditanamkan sikap mandiri oleh orang tua saya. Ayah (59 tahun) saya yang sehari-hari bekerja sebagai penjahit rumahan mempunyai karakter yang disiplin dan tegas. Ibu (57 tahun) saya yang merupakan pedagang sayur rumahan memiliki jiwa yang sangat halus, penuh pertimbangan, dan mempunyai ribuan teladan tentang kebijaksanaan. Keduanya bagi saya adalah segalanya. Mereka mengajarkan saya tentang kerasnya hidup dan bagaimana menjadi pemenang dalam hidup ini.

Sejak menginjakan kaki di SD hingga kuliah saya selalu masuk kelas unggulan. Di SD selama 6 tahun saya duduk di kelas unggulan dan lulus dengan predikat juara sekolah. Di SMP saya pun 2 tahun masuk di kelas unggulan yang mayoritas anak-anak olimpiade dan jawara di SD-nya. Tahun ketiga di SMP karena tidak ada sistem kelas unggulan, saya pun masuk kelas pada umumnya. Kemudian, saya berhasil mewujudkan salah satu cita-cita yaitu masuk SMAN 2 Cirebon, salah satu SMA terfavorit di Jawa Barat (masuk nominasi 100 besar SMA terbaik di Indonesia alias masuk nominasi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional). Dan Saat ini saya kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik Indonesia, Institut Teknologi Bandung di jurusan Teknik Geologi.

Selain prestasi secara akademik di atas, saya pun aktif di kegiatan ekstrakurikuler. SD saya aktif di PRAMUKA dan berhasil menyabet juara 1 jambore, Di SMP saya sangat aktif di sepakbola sekolah dan berhasil membawa SMP saya menjadi juara 2 kompetisi sepakbola tingkat kabupaten. Di SMA saya aktif di Kerohanian Islam (ROHIS) SMA sebagai ketua umum. Dan, di ITB saya aktif di Kabinet keluarga Mahasiswa (KM) ITB di kementrian ekonomi. Kemudian saya juga aktif di Klub Entepreneur Salman ITB, Rumah Visi Salman ITB,dan yang terakhir di Keluarga Mahasiswa Islam (GAMAIS) ITB sebagai Ketua 2009. Selain itu saya dipercaya menjadi ketua alumni Ikatan Keluarga Alumni SMP periode 2007-2010 dan terakhir menjadi ketua ikatan alumni ROHIS SMA periode 2010-2011.

Saya berasal dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi. Ayah hanya penjahit yang masih bertahan sejak 40 tahun yang lalu. Ibu dahulu penjual kain di pasar, namun kini hanya bisa berjualan sayur di rumah dikarenakan sudah senja. Ayah saya lulusan SMP dan Ibu belum sempat menamatkan SD-nya. Tapi, dengan segala keterbatasan mereka, mereka berdua adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan hebat dalam mendidik anak untuk bisa berprestasi dan berakhlak baik. Terbukti, enam dari sembilan anggota keluarga kami sudah berhasil lulus kuliahnya. Ada yang satu D3 dan sisanya S1. Impian saya, saya ingin menuliskannya menjadi bukuberjudul “Kisah 9 sarjana” .

Saya mempunyai cita-cita menjadi seorang sosioentrepreneur. Seorang yang concern di bidang wirausaha namun berjiwa social yang sangat tinggi. Karena menurut saya pada hakikatnya hidup itu saling berbagi dan bersinergi. Saat ini saya akan sedikit demi sedikit berjuang mewujudkan cita-cita saya.. Beberapa usaha pun sedang saya rintis. Juga, saya saat ini sedang merintis penelitian kecil di daerah asal saya, Cirebon. Sebuah penelitian tentang permasalahan,potensi SDM dan kewirausahaan di sana. Ini menarik karena sedikit orang yang mau berjuang memanjukan daerahnya. Inilah bukti bahwa kepemimpinan dalam hal ini kesuksesan kita sejatinya adalah pengabdian kepada masyarakat.

sumber :
http://muda.kompasiana.com/2011/01/04/my-name-is-adam/

ORIENTASI PENDIDIKAN DI INDONESIA HARUS DIBENAHI

Saat ini bagi para pelajar SD hingga SMA sudah memasuki masa-masa liburan sekolah. Bahkan, beberapa sudah memasuki semester baru. Liburan adalh masa dimana para siswa selesai menjalani satu semester. Satu semester yang diakhiri dengan Ujian Akhir Semester (UAS).

Tatkala menghadapi UAS atau ujian lainnya, tentu semua siswa akan menyiapkan sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Dari mulai pemahaman materi hingga ke hal yang bersifat teknis seperti peralatan yang dibutuhkan di kala ujian. Ini merupakan hal yang sudah menjadi rutinitas saat menjelang ujian.

Namun, ada hal yang miris ketika kita berbicara tentang ujian di bangku sekolah, khususnya di Indonesia. Seperti yang kita tahu, masih banyak angka kecurangan dalam setiap pelaksanaan ujian di Indonesia. Yang paling terlihat adalah di saat Ujian Nasional (UN). Selain banyak kecurangan yang dilakukan siswa dan pihak sekolah, angka ketidaklulusan pun masih relatif tinggi.

Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui pendidikanlah bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Bila mengacu pada fungsi pendidikan di atas, maka implementasi pendidikan di negeri ini masih sangat jauh dari predikat baik. Bisa kita lihat masih banyak siswa yang setiap harinya belajar hanya untuk mengejar nilai-nilai dari gurunya. Begitu pun dengan pihak sekolah termasuk guru, hamper sebagian besar hanya memikirkan bagaimana sekolahnya bias menjadi yang terbaik dalam hal prestasi nilai-nilai yang bersifat numeric saja. Sangat jarang stakeholder pendidikan yang memikirkan nilai-nilai lain seperti moral, etika dan spiritualitas siswa.

Dengan orientasi pendidikan yang terjadi saat ini di Indonesaia yang masih berkutat pada nilai-nilai yang berwujud numerik dan akademik saja. Sungguh sebenarnya hal ini telah bersikap munafik bagi tujuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan yang sejatinya memiliki harapan agar bisa memtransformasi manusia dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak mempunyai keterampilan menjadi punya keterampilan, dan seterusnya.

Fenomena ini harus kita ubah bersama-sama. Tak ada yang mustahil selama kita bersungguh-sungguh. Mari kita kembalikan konsep dan implementasi pendidikan di Indonesia sesuai tujuan dan fungsi yang sebagaimana mestinya. Jangan sampai hal ini dibiarkan berlarut-larut yang pada dasarnya akan merusak citra dan kualitas bangsa ini ke depannya. Semua harus berperan untuk menyelesaikan masalah ini. Dari mulai pemerintah yang membuat konsep dan kurikulum pendidikan yang baik, pihak sekolah yang mengejewantahkan konsep pemerintah sesuai fungsinya, hingga siswa yang senantiasa memperbaiki orientasinya tentang pendidikan dan sikapnya terkait pelaksanaannya. Dengan sinergi semua elemen, sangat mungkin pendidikan di Indonesia akan menjadi teladan bagi dunia. (Adam)

sumber :
http://birokrasi.kompasiana.com/2011/01/04/orientasi-pendidikan-di-indonesia-harus-dibenahi/