Senin, 07 Maret 2011

Menuju Kemandirian Energi Indonesia 2025

Menuju Kemandirian Energi Indonesia 2025

Beberapa bulan belakangan ini kita mengetahui bahwa di Timur tengah, khususnya yang terbaru di Libya, sedang terjadi gejolak pemerintahan yang bersifat masif dan komunal. Mayoritas rakyat menginginkan revolusi kepemerintahan secara massal dan mendasar. Gerakan revolusioner ini tentu berdampak bagi aspek-aspek strategis negara tersebut, diantaranya dunia pendidikan menjadi terbengjalai, aktivitas transportasi menjadi terganggu, dan aktivitas pemerintahan pun menjadi kacau. Gejolak ini pun ternyata mempengaruhi aktivitas pengolahan minyak dan sumber daya alam lain di negeri kaya minyak tersebut. Meskipun sang Penguasa Khaddafi menyatakan aktivitas minyak aman, tetap saja gerakan rakyat tersebut berdampak serius bagi aktivitas pengolahan minyak. Hal ini yang menyebabkan harga minyak dunia menjadi naik, bahkan yang terbaru harga minyak Brent untuk pelepasan April mencapai 115, 97 dollar As`per barrel . Harga ini naik 1,18 dollar AS dibandingkan hari sebelumnya .
Gejolak di Libya sebenarnya bukanlah hal yang jarang terjadi. Sebelumnya dunia pun dikejutkan dengan naiknya harga minyak mentah dunia akibat konflik di Irak dan Afganistan. Dalam satu dekade ini tercatat berbagai macam konflik dan gejolak yang tiada henti di Timur Tengah . Dunia pun memprediksi bahwa konflik ini akan terus berlangsung setidaknya hingga satu dekade ke depan . salah satu pemicu hal ini adalah karena di sana memang kaya akan sumber daya minyak bumi yang sudah tentu menjadi barang rebutan semua negara .
Harga minyak mentah dunia yang naik sekitar 21 persen dalam dua pekan ini krisis di Timur Tengah khususnya di Libya, mulai menebar ancaman ke sejumlah negara, termasuk Indonesia. Beban subsidi anggaran bahan bakar minyak pun meningkat. Ancaman lain yang tak kalah hebatnya, harga minyak mendorong kenaikan harga sejumlah komoditas bahan pangan.
Dalam suatu kesempatan seperti dituturkan Kompas Senin (7/3, Menteri Koordinator perekonomian, Hatta Rajasa, pekan lalu, mengatakan, harga minyak dunia sudah “lampu kuning” bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja negara (APBN) 2011 . Menteri Keuangan Agus darmawan Wintarto Martowardojo mengakui defisit anggaran yang terus naik akibat naiknya harga minyak dunia.
Pengamat perminyakan dari Reforminer Institute ( Lembaga Kajian Ekonomi Pertambangan dan Energi) Pri Agung Rakhmanto di Jakarta, Minggu, mengemukakan, APBN 2011 mulai tertekan akibat perubahan asumsi harga minyak mentah yang lebih tinggi dari produksi minyak mentah dalam negeri yang lebih rendah dari target . Target produksi minyak mentah siap jual atau lifting yang ditetapkan 970.000 barrel per hari diperkirakan akan sangat berat untuk dicapai sebab realisasi produksi Januari dan Februari yang terlalu rendah, yakni 905.000-907.000 barrel per hari . “Dengan mengandalkan lapangan-lapangan tua karena keterlambatan kita dalam 10 tahun terakhir ini, peningkatan produksi secara signifikan tidak bisa diharapkan dalam waktu dekat, “ ujar beliau menambahkan.
Melihat fenomena di atas, seharusnya Indonesia tidak mengalami kesulitan akibat gejolak di Timut Tengah. Indonesia adalah negara besar. Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan manusia yang potensial serta melimpah. Indonesia sebenarnya memilki kesempatan untuk bisa menjadi raja dunia. Indonesia seharusnya mampu berperan lebih di kancah dunia .
Bila membahas potensi energi di indonesia, semua negara sepakat negeri ini sangatlah tinggi. Salah satu bidang energi, yakni energi fosil, seperti minyak bumi, sebenarnya negeri ini memilki potensi dan sumber daya yang melimpah . Bahkan, dari jumlah cekungan minyak yang menurut data terakhir dari kementrian ESDM terdapat 128 cekungan, ternyata hanya sekitar 15% saja yang sudah dieksplorasi dan dieksploitasi. Cekungan-cekungan yang lainnya masih dalam proses penelitian dan pengembangan.
Potensi sumber daya batubara Indonesia pun cukup melimpah. Jumlah cadangan batubara siap tambang yang ada di Indonesia hingga tahun 2008 tercatat sebanyak 7,12 miliar ton. Produksi batubara Indonesia tahun 2008 mencapai 231, 18 juta ton, penjualan batubara dalam negeri 69,44 juta ton dan ekspor sebesar 160,08 juta ton. Dan tentu tahun ini lebih besar lagi. Begitu pun dengan potensi gas alam di indonesia yang merupakan salah satu terbesar di dunia.
Selain segala potensi Indonesia dalam bidang energi fosil, negeri seribu pulau ini juga ternyata memiliki sumber daya energi terbarukan yang sangat besar dan menjanjikan bagi masa depan kita. Energi terbarukan inilah yang belakangan menjadi isu hangat baik di dalam maupun luar negeri.
Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan, seperti sinar matahari, angin, udara yang mengalir, proses biologi, dan panas bumi. Konsep energi terbaharui diperkenalkan pada 1970-an Sebagai baigan dari usaha mencoba bergerak melewati pengembangan bahan bakar nuklir dan fosil. Definisi paling umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat diisi kembali oleh alam, proses berkelanjutan. Di bawah definisi ini, bahan bakar nuklir dan fosil tidak termasuk ke dalamnya.
Diantara contoh-contoh potensi energi terbarukan,pertama,energi panas bumi (geothermal). Energi ini berasal dari penguraian radioaktif di pusat Bumi, yang membuat Bumi panas dari dalam, dan dari matahari, yang membuat panas permukaan bumi.
Energi panas bumi dari inti Bumi lebih dekat ke permukaan di beberapa daerah daripada orang lain. Mana uap panas atau air bawah tanah dapat dimanfaatkan dan dibawa ke permukaan itu dapat digunakan untuk membangkitkan listrik. Seperti tenaga panas bumi sumber ada di beberapa bagian tidak stabil secara geologis dunia seperti Islandia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Filipina dan Italia. Dua wilayah yang paling menonjol selama ini di Amerika Serikat berada di Yellowstone baskom dan di utara California. Islandia menghasilkan tenaga panas bumi 170 MW dan dipanaskan 86% dari semua rumah di tahun 2000 melalui energi panas bumi. Beberapa 8.000 MW dari kapasitas operasional total.
Geothermal panas dari permukaan bumi dapat digunakan di sebagian besar dunia langsung ke panas dan dingin bangunan. Suhu kerak bumi beberapa meter di bawah permukaan buffered untuk konstan 7-14C (45-58F), sehingga cairan dapat pra-pra-dipanaskan atau didinginkan dalam pipa bawah tanah, menyediakan pendinginan gratis di musim panas dan, melalui a pompa panas, pemanas di musim dingin. Menggunakan langsung lainnya adalah di sektor pertanian (rumah kaca), perikanan budidaya dan industri.
Meskipun situs panas bumi mampu menyediakan panas untuk beberapa dekade, beberapa menafsirkan makna ini sebagai lokasi panas bumi tertentu dapat mengalami penipisan. Orang lain melihat penafsiran semacam itu sebagai penggunaan yang tidak akurat dari kata penipisan karena keseluruhan pasokan energi panas bumi di Bumi, dan sumbernya, tetap hampir konstan. Energi panas bumi tergantung pada geologi setempat ketidakstabilan, yang menurut definisi, tidak dapat diprediksi, dan mungkin stabil. Sekarang konsumsi energi panas bumi tidak dengan cara apapun mengancam atau mengurangi kualitas hidup untuk masa depan Wegenerbuah instalasi, akibatnya, itu dianggap sebagai sumber energi terbarukan.
Energi dari sumber daya biologi atau organik pun masuk dalam kategori energi terbarukan. Ada banyak jenis sumber daya ini, diantaranya biomassa dan biogas. Tumbuhan biasanya Menggunakan fotosintesis untuk Menyimpan tenaga surya, udara, dan CO 2 . Bahan bakar bio adalah bahan bakar yang diperoleh dari biomassa - Organisme atau produk dari metabolisme mereka, seperti kotoran dari sapi.
Biasanya bahan bakar bio dibakar untuk energi kimia Melepas Yang Tersimpan di dalamnya. Riset untuk mengubah bahan bakar bio menjadi listrik Menggunakan sel bahan bakar adalah bidang penelitian yang sangat aktif.
Biomassa dapat Digunakan langsung sebagai bahan bakar atau untuk memproduksi bahan bakar bio cair. Biomass yang diproduksi dengan teknik pertanian, seperti biodiesel, etanol, dan bagasse (seringkali sebuah produk sampingan dari pengkultivasian Tebu) dapat dibakar dalam mesin Pembakaran dalam atau pendidih.
Sedangkan analisis tentang biogas,maka sebenarnya banyak bahan-bahan organik dapat melepaskan gas, karena metabolisasi bahan organik oleh bakteri. Landfills sebenarnya perlu melepaskan gas ini untuk mencegah ledakan berbahaya. Rilis kotoran hewan metana di bawah pengaruh anaerob bakteri.
Juga, di bawah tekanan tinggi, suhu tinggi, anaerobik kondisi banyak bahan organik seperti kayu dapat menjadi gasified untuk menghasilkan gas. Hal ini sering ditemukan untuk menjadi lebih efisien daripada pembakaran langsung. Gas kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik dan / atau panas.
Biogas dapat dengan mudah dihasilkan dari aliran limbah saat ini, seperti: produksi kertas, produksi gula, limbah, kotoran hewan dan sebagainya. Berbagai aliran limbah harus slurried bersama-sama dan dibiarkan secara alami berfermentasi, menghasilkan gas metana. Kita hanya perlu mengubah kotoran saat ini biogas tanaman untuk tanaman, membangun lebih banyak pusat lokal biogas kecil tanaman dan rencana untuk masa depan. Produksi biogas memiliki kapasitas untuk menyediakan sekitar setengah dari kebutuhan energi kita, baik dibakar untuk produksi listrik atau pipa ke pipa gas.
Selain panas bumi, biogas, dan biomassa, masih banyak lagi potensi energi terbarukan Indonesia yang memiliki potensi dan prospek yang besar. Sebut saja energi tenaga matahari, tenaga angin, minihidro, dan tenaga air. Energi-energi tersebut terdapat luas di alam dan tinggal kita saja yang mengembangkannya.
Bila kita tarik akar masalah dari krisis energi yang melanda Indonesia saat ini, maka saya mempunyai beberapa hal yang menurut saya menjadi latar belakang dan penyebab krisis ini. Pertama, Indonesia diberikan anugerah oleh Tuhan berupa kekayaan alam yang melimpah. Tetapi, kita kurang serius dan maksimal dalam memanfaatkan. Kedua, untuk masalah energi fosil, sampai saat ini kita hanya menggantungkan diri pada hasil impor dari negara asing, khususnya minyak mentah. Kita sampai saat ini masih mengimpor minyak mentah dari Libya sekitar 400.000 barel. Sedangkan kebutuhan rakyat indonesia mencapai lebih dari 1 juta barrel. Sisanya kita alokasikan dari pengolahan minyak dalam negeri. Ketiga, bila melihat masih rendahnya produksi minyak mentah Indonesia salah satunya adalah karena peraturan itu sendiri. Undang-Undang No.22 tahun 2001 secara tidak langsung sebenarnya mempersempit ruang gerak Pertamina (Persero) selaku perusahaan negara yang seharusnya berhak mengelola pengolahan minyak dari aspek hulu maupun hilir. Namun, sampai saat ini Pertamina masih kalah jauh dari perusahaan asing. UU ini seharusnya segera dirubah. Keempat, Infrastruktur penyedia pengolahan sumber daya energi fosil yang sangat kurang memadai. Kita bisa lihat, sampai saat ini Indonesia hanya mampu memproduksi minyak dari cekungan-cekungan lama. Kemudian selain dari bidang energi fosil, kita pun menyadari bahwa peran pemerintah dan pengembangan energi terbarukan di negeri ini masih sangat kurang. Pertama, pemerintah kurang serius dan tegas dalam pengembangan energi ini, seperti misalnya proyek pengembangan energi alternatif melalui tanaman jarak pagar di Lampung yang terbengkalai dan tak terurus. Kedua, pemenuhan fasilitas pengembangan yang kurang maksimal, contohnya untuk pengembangan geothermal di kawasan Dieng, kamojang, dan gunung Ciremai. Ketiga, kekurangseriusan pemerintah dan juga pihak-pihak terkait dalam menanggapi segala inovasi dan penemuan-penemuan terkait pengolahan energi terbarukan. Misalnya, ada sebuah penelitian dan karya dari salah satu putra bangsa, tapi akhirnya hanya menjadi karya besar yang tidak terurus. Semua Ini adalah beberapa akar masalah dari jutaan masalah yang menyelimuti bangsa besar ini.
Sebuah kesia-siaan bila kita hanya berdiskusi tentang masalah dan masalah. Negara ini terlalu besar untuk hanya membahas masalah dan saling meyalahkan. Solusi-solusi besar dan mengakar harus segera dihadirkan kepada negeri ini. Solusi inilah yang harus dipahami bersama dan dijalankan serentak dan bersinergi.
Indonesia mempunyai visi kemandirian energi pada tahun 2025. Sebuah visi besar yang mencanangkan Indonesia akan mampu mengelola secara penuh sega sumber daya yang ada di alam negeri ini. Indonesia juga selain mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga mampu menjadi penguasa dunia di bidang pengadaan energi. Indonesia ingin meraih visi besar itu. Kita bisa dan mampu menjadi raja dunia.
Visi besar ini hanya akan terealisasi bila semua rakyat Indonesia paham dan menyadari secara betul akan manfaat visi tersebut. Inilah tugas pemerintah. Pemerintah harus bisa menjabarkan visi besar tersebut dan mampu menyadarkan rakyat Indonesia agar bersama-sama menjalankan serta mewujudkan visi itu. Visualisasi visi pun sangat perlu. Kenapa tidak pemerintah mengkampanyekan visi 2025 tersebut melalui berbagai macam media.
Tahap setelah mampu menjadikan Visi 2025 menjadi visi satu indonesia, maka kemudian pemerintah harus melakukan langkah-langkah yang serius. Diantaranya, perbaikan peraturan-peraturan yang tidak memihak pada negara, keseriusan program-program yang harus benar-benar dikontrol, seperti pengolahan energi dari tanaman jarak pagar. Kemudian pemerintah juga harus serius dalam hal pengalokasian dana bagi segala inovasi dan penemuan-penemuan terkait pengolahan energi. Terakhir, pemerintah pun harus cerdas dalam melakukan program pengolahan dalam bidang energi. Kita tahu meski cadangan energi fosil kita masih besar, tapi suatu saat akan habis. Pun energi fosil mempunyai sisi kurang baik dari segi lingkungan. Maka, proyek pengembangan energi terbarukan menjadi sebuah keniscayaan. Energi terbarukan ini harus menjadi fokus alternatif yang nyata. Harus segera diseriuskan dan dijalankan program-programnya. Termasuk serius dan berani dalam bekerja sama dengan para investor asing.
Masyarakat pun harus mampu saling menyadarkan akan visi besar tersebut serta bagaimana mewujudkannya yakni dimuali dari hal yang kecil. Hal-hal kecil tersebut diantaranya sikap dan mental yang sadar akan hemat energi dan inovasi untuk pengembangan yang lebih baik secara dana dan lingkungan.
Elemen yang tak kalah penting tentu saja mahasiswa. Mahasiswa mempunyai beberapa peran dan fungsi dalam usaha mewujudkan kemandirian energi bagi indonesia. Pertama, sebagai iron stock, mahasiswa harus menyiapkan dirinya secra serius untuk memimpin Indonesia pada masa yang akan datang. Disini mahasiswa harus menyiapkan bekal berupa ilmu yang kemprehensif dan wawasan nusantara yang luas agar menjadi calon pemimpin bangsa yang ideal. Persiapan ini juga meliputi selalu menjaga idealisme dan integritas diri menuju tangga kepemimpinan kelak. Kedua, sebagai agent of change, mahasiswa hendaknya mampu membantu pemerintah dalam hal menjabarkan visi 2025 kepada masyarakat indonesia. Mahasiswa harus bisa melakukan tindakan yang nyata terkait bidang keilmuannya. Di sinilah mahasiswa dapat membantu pemerintah yang saat ini sedang gencar-gencarnya mengkampanyekan pengolahan energi terbarukan. Memang, karena tidak selamnya kita hanya berfokus pada energi fosil. Maka, mahasiwa harus mampu bergerak dan berinovasi mewujudkan kemandirian energi tersebut.
Dari segala permasalahan yang dijabarkan di awal. Sebenarnya bangsa ini mempunyai banyak masalah besar yang sulit untuk dipecahkan. Namun, sekali lagi bangsa ini terlalu besar hanya untuk sekedar membahas masalah. Maka, solusi-solusi di atas harus kita wujudkan bersama. Kita mampu mandiri energi 2025. Indonesia bisa!.



















Referensi :

Kementrian ESDM Republik Indonesia
Lokakarya Badan geologi Cekungan Indonesia (Satyana & Mujahidin, 2009)
Kompas, edisi Senin 7 Maret 2011 halaman 1, 13,15, dan 17.
http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_terbarui

2 komentar:

Anonim mengatakan...

blogwalking

mantap dam. ane pengennya referensi: Adam Habibie Gubernur Cirebon, Ahli Geologi. \main2 ke blog ane juga http://cipnip.wordpress.com

Dhio Saleh mengatakan...

Mantap, ide dan semangat yang luar biasa! Idealisme harus dijaga hingga terjun ke masyarakat. Mudah - mudahan visi 2025 bisa terwujud!

Posting Komentar