Kamis, 17 Februari 2011

ORIENTASI PENDIDIKAN DI INDONESIA HARUS DIBENAHI

Saat ini bagi para pelajar SD hingga SMA sudah memasuki masa-masa liburan sekolah. Bahkan, beberapa sudah memasuki semester baru. Liburan adalh masa dimana para siswa selesai menjalani satu semester. Satu semester yang diakhiri dengan Ujian Akhir Semester (UAS).

Tatkala menghadapi UAS atau ujian lainnya, tentu semua siswa akan menyiapkan sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Dari mulai pemahaman materi hingga ke hal yang bersifat teknis seperti peralatan yang dibutuhkan di kala ujian. Ini merupakan hal yang sudah menjadi rutinitas saat menjelang ujian.

Namun, ada hal yang miris ketika kita berbicara tentang ujian di bangku sekolah, khususnya di Indonesia. Seperti yang kita tahu, masih banyak angka kecurangan dalam setiap pelaksanaan ujian di Indonesia. Yang paling terlihat adalah di saat Ujian Nasional (UN). Selain banyak kecurangan yang dilakukan siswa dan pihak sekolah, angka ketidaklulusan pun masih relatif tinggi.

Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui pendidikanlah bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Bila mengacu pada fungsi pendidikan di atas, maka implementasi pendidikan di negeri ini masih sangat jauh dari predikat baik. Bisa kita lihat masih banyak siswa yang setiap harinya belajar hanya untuk mengejar nilai-nilai dari gurunya. Begitu pun dengan pihak sekolah termasuk guru, hamper sebagian besar hanya memikirkan bagaimana sekolahnya bias menjadi yang terbaik dalam hal prestasi nilai-nilai yang bersifat numeric saja. Sangat jarang stakeholder pendidikan yang memikirkan nilai-nilai lain seperti moral, etika dan spiritualitas siswa.

Dengan orientasi pendidikan yang terjadi saat ini di Indonesaia yang masih berkutat pada nilai-nilai yang berwujud numerik dan akademik saja. Sungguh sebenarnya hal ini telah bersikap munafik bagi tujuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan yang sejatinya memiliki harapan agar bisa memtransformasi manusia dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak mempunyai keterampilan menjadi punya keterampilan, dan seterusnya.

Fenomena ini harus kita ubah bersama-sama. Tak ada yang mustahil selama kita bersungguh-sungguh. Mari kita kembalikan konsep dan implementasi pendidikan di Indonesia sesuai tujuan dan fungsi yang sebagaimana mestinya. Jangan sampai hal ini dibiarkan berlarut-larut yang pada dasarnya akan merusak citra dan kualitas bangsa ini ke depannya. Semua harus berperan untuk menyelesaikan masalah ini. Dari mulai pemerintah yang membuat konsep dan kurikulum pendidikan yang baik, pihak sekolah yang mengejewantahkan konsep pemerintah sesuai fungsinya, hingga siswa yang senantiasa memperbaiki orientasinya tentang pendidikan dan sikapnya terkait pelaksanaannya. Dengan sinergi semua elemen, sangat mungkin pendidikan di Indonesia akan menjadi teladan bagi dunia. (Adam)

sumber :
http://birokrasi.kompasiana.com/2011/01/04/orientasi-pendidikan-di-indonesia-harus-dibenahi/

0 komentar:

Posting Komentar