Selasa, 11 September 2012

Sudahkah Kita Menjadi Sahabat yang Baik?

"Sahabat itu ada di kala susah dan senang. Ia tidak berbalas jasa ataupun dana. Ia ada dan dekat laksana bulan yang menemani bumi. Kadang kita melihat ia hilang, namun sejatinya ia ada dan terus menemani kita."
  • Arti Sahabat
Sahabat adalah teman dekat kita.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sahabat memiliki pengertian kawan,teman atau handai. 
Sedangkan situs wikipedia mencoba mengartikan arti sahabat atau persahabatan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial.
Ada lagi, Imam Ghazali pernah mengatakan bahwa Pertemanan yang baik (husnu al-suhbah) adalah satu rukun agama. Betapa dahsyat ternyata arti dan makna sahabat.
  • Siapa Sahabat kita?
Salah satu ciri manusia yang berjiwa besar adalah selalu menerima dengan tangan terbuka siapa saja orang yang bisa diajak menjadi teman. Ia tidak membeda-bedakan setiap orang baik dari segi usia, golongan, pangkat, apalagi sekedar warna kulit.

Uniknya, Sahabat bukanlah sekedar teman. Ia lebih dekat dan lekat. Jiwanya bisa menjadi jiwa kita. Karakternya bisa menjadi karakter kita. Maka, berteman boleh dengan siapa saja. Tapi, pastikan kita bisa memilih sahabat yang baik dan bisa membimbing kita kepada jalan kebaikan.

  • Bagaimana Ciri Sahabat yang Baik?
Sahabat yang baik adalah yang bisa membimbing dan mengarahkan kita kepada jalan kebaikan. Ia mampu memahami karakter kita, mau menerima setiap sikap kita, dan berani jujur kepada kita. Ia hadir bukan saja saat suka, tapi ia hadir pula di saat kita mengalami duka. ia adalah warna di setiap hitam dan putih kisah hidup kita.

Sahabat yang baik adalah tatkala melihatnya menjadi ingat kebaikan, mendengarkan kata-katanya menambah ilmu, dan melihat gerak-geriknya teringat akan kematian. Artinya, ia selalu mengingatkan akan kebaikan dan kehidupan yang kekal kelak.

Sahabat yang baik? cukuplah minimal ia bisa saling mengingatkan dalam kebaikan dan kesabaran :)
  • Epilog
Hidup ini seumpama seorang musafir yang sejenak beristirahat barang meminum dan memakan perbekalan. Singkat dan tidak kekal. ia dihiasi oleh pernak pernik yang membuat mata berbinar, sejatinya ia hanyalah hitam dan putih. Maka, pastikan kita memiliki warna untuk hidup ini. pastikan kita menjadi teman yang dekat dan lekat. pastikan kita bisa menemukan orang yang bisa membimbing kita kepada tempat kebaikan. Dan, pastikan kitalah yang mengawalinya. Itulah Sahabat.
"Apabila melihat wajahnya, teringat akan Kebaikan....Apabila mendengar kata-katanya, bertambahlah ilmu kita...Apabila menyaksikan gerak-geriknya, ingatlah kita akan kehidupan yang kekal..."

Minggu, 09 September 2012

Potensi dan Kontribusi Mahasiswa Muslim

Materi ini saya sampaikan di salah satu sesi acara

SIMFONI GAMIFTI (Sarana Interaksi Menuju Transformasi Diri Gamais FTI)
Minggu, 9 September 2012
di Selasar GKU Timur Lt.2

Berikut sedikit ringkasannya :

Potensi dan Kontribusi Mahasiswa Muslim

"Kita masih melihat perilaku anak muda di malam minggu yang mengiris hati : pacaran, hura-hura, dan larut dalam kebebasan semu. Jauh dari pemuda Islam zaman keemasan"
  • Sejarah Pemuda Islam dari generasi ke generasi

Islam begitu memuliakan pemuda. Islam pun banyak mencatatkan sejarah emas para pemudanya. dalam kisah Ashabul Kahfi, kita bisa mengetahui bahwa mereka adalah sekumpulan pemuda yang teguh dalam keimanan. sekalipun dalam tekanan penguasa yang tirani. pun, kita juga tahu akan kisah ashabul ukhdud yang mampu membentuk generasi rabbani, meski berujung pada pembakaran secara biadab. Pemuda, penggores emas dalam setiap peradaban.

Dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran". (QS Al Kahfi : 14)

Saat ini mungkin kita terkukung oleh paradigma bahwa pemuda adalah manusia yang berusia di atas 20 tahun. di bawah itu remaja. ada pula pandangan bahwa utamakan kemapaman pribadi ( harta, tahta, dan pernikahan) sebelum bicara kontibusi kepada sesama. Pandangan kapitalis ini harus kita ubah dan kita gubah. Islam jelas mendefinisikan pemuda, yakni batasannya adalah sejak ia baligh. maka, saat seseorang sudah akhil baligh, maka mau tak mau timbangan amal sudah mulai dipergulirkan. Artinya, mulai saat itu pula kita harus berkontibusi dan berdakwah. contoh para sahabat yg agung pun pada usia belia sudah menjadi pemegang panji dakwah ini. Ali bin Abi Thalib ra, yang belum genap usia 10 tahun sudah menjadi pilar utama dakwah saat itu. begitu pun misalnya Thalhah bin Ruwahah, Saad bin Abi Waqqash, Khalid bin Walid, Mus'ab bin Umair ra, dll. Usia muda sudah berkontribusi.

Indonesia pun berdiri dan merdeka tak lepas dari peran dan kontribusi pemudanya. masih ingat dalam sejarah kita, pada 28 Oktober 1928, tuseluruh pemuda dari berbagai macam elemen dan kepulauan berkumpul dan berikrar bersama : SATU BANGSA, SATU BAHASA, DAN SATU TANAH AIR INDONESIA. itulah sumpah pemuda.

Sekali lagi, Pemuda adalah pilar di setiap kebangkitan zaman.

  • Potensi Mahasiswa (Islam)
Beruntunglah kalian yang mengeyam bangku perkuliahan. tidak semua pemuda Indonesia yang mampu melanjtkn pendidikannya hingga kuliah. tidak semua. maka, pastikan kita menysukuri ini.

Dalam skema piramida masyarakat berpendidikan, mahasiswa menduduki tatanan teratas. dalam logika sederhana, maka mahasiswa menduduki posisi yang sangat potensial dalam mengelola dan mengatur pola kehidupan suatu bangsa di masa depan. Di tangan mahasiswa lah urusan umat ini diemban. 

Beberapa Potensi Pemuda khususnya mahasiswa Islam adalah :
  1. Spiritualitas yang terjaga
  2. Memiliki semangat yang tinggi
  3. Memiliki jiwa dan sikap yang kritis, sehingga independen
  4. Idealisme masih terjaga
  5. Berpendidikan
  6. Agen Perubahan di generasinya
  7. dan masih banyak lagi

Maka, sebagai mahasiswa muslim, kita perlu merapikan diri dan barisan kita. rapikan dari mulai paradigma, lisan hiingga sikap dan kebiasaan kita. mari bersatu dalam bingkai ukhuwah islamiyah, dan berkat rahmat Allah pula kita bisa menjadi ummatan wahidan (umat yang satu).

  • Tahapan Kontibusi kita

Alangkah elok apabila kita bisa memulai segala sesuatunya dari mulai hal yang kecil. tidak ada kesuksesan besar tanpa diawali dgn kesuksesan-kesuksesan kecil. Maka, dengan segala potensi yang  ada, maka ada beberapa tahapan yang bisa kita rekayasa sehingga pada akhirnya kita mampu berkontibusi bagi dunia dan peradaban islam. 

  1. Kontribusi kepada Pribadi
  2. Kontribusi  kepada keluarga
  3. Kontribusi  kepada Masyarakat
  4. Kontribusi  kepada Bangsa dan Negara
  5. Kontribusi  kepada Peradaban Islam
Tahapan ini bukan mengandung skema yang tidak kaku di aspek waktu. semuanya bisa berjalan dengan beriringan. Namun, pastikan bahwa setiap tahapan bisa terpenuhi dengan baik. Kontribusi pribadi mengandung makna akan persiapan diri sebagai mahasiswa muslim yang siap menjadi kontrbutor dan agen dakwah. kontibusi ini berupa kesiapan akan pemahaman Islam yang komprehensif, kompetensi khusus, dan rencana diri yang baik. insya Allah bila tahapan ini bisa dilakukan dengan baik dan sinergis, maka kita semua sebagai mahasiswa muslim akan bisa menjadi pemegang dunia ini yang pantas. 

 Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."



Selasa, 24 Juli 2012

SELAMAT BERKARYA!

Assalamualaikum wr wb

ikhwah fillah,
puji syukur kita panjatkan kepada Dzat yang tidak pernah tidur, Allah SWT. syukur akan nikmat dan anugerahNya. Sholawat beriring salam semoga disampaikan kepada Rasulullaah SAW. Belieu adalah uswah bagi kita semua.

Ikhwah fillah,
Alhmdulillaah IMSS 2012 berhasil dilaksanakan di Bandung dan mendapat sambutan yang sangat luar biasa dari semua pihak. sekitar 2000 pemuda dari seluruh penjuru tanah air, puluhan aktivis dari luar negeri, dan puluhan tokoh serta jurnalis berkumpul dan meramaikan event ini. insya Allah berkah dan bermanfaat. aamiin

ikhwah fillah,
saat ini tibalah perpisahan bagi kita semua, tibalah kita pada sesi penutupan IMSS 2012. semoga rangkaian yang telah kita lalui bersama sejak fase persiapan, pembukaan hingga penutupan ini, betul-betul meresap dan menjadi inspirasi bagi kita semua

ikhwah fillaah,
saat ini kita semua masih melihat, mendengar dan merasakan umat islam masih berada dalam penindasan, diskriminatif, penodaan, dan korban kemanusiaa serta keadilan. kita seolah menjadi umat yang tidak berdaya akan apapun. Insya Allah momentum berkumpulnya kita ini yang sekaligus momentum memasuki bulan suci Ramadhan 1433H, kita jadikan momentum kebangkitan muslim dunia. Kita bangkit dari keterpurukan. Kita jawab keterpurukan dan penindasan itu dengan karya.

Ikhwah fillaah,
semoga setiap dari kita bukan sekedar lantang meneriakkan kalimat-kalimat jihad, tetapi juga lantang berbuat dan menciptakan karya-karya nyata bagi perubahan dunia. mari saling berbagi inspirasi dengan karya dan kepemimpinan. Insya Allah bila setiap dari kita mampu menorehkan karya, apapun,baik kecil maupun besar. Maka, akan kita jumpai masa depan Islam dan dunia yang lebih baik. Insya Allah

ikhwah fillaah,
mohon maaf apabila selama ada di Bandung, kami kurang maksimal dalam pelayanan dan acara. semoga banyak inspirasi yang bisa kita dapatkan. Selamat Berkarya di tempat tinggal masing-masing.

Salam KEBANGKITAN MUSLIM DUNIA!!!













Adam Habibie
Kepala Gamais ITB 2012
Owner Jawara Kambing
Inisiator Mampir Cirebon

Senin, 23 Juli 2012

Untukmu, Pejuang SIMFONI 2012!

Bismillaah Bada hamdalah wa shalawat. Ikhwah fillah, perjalanan kita insya Allah masih panjang. Masih akan mengarungi dunia di kampus, kemudian baru menempuh kehidupan yang sesunnguhnya. Bersyukur, adalah sikap yang paling utama. Bersyukur kita diberikan nikamt usia hingga berhasil ikut dalam gerbong ramadhan 1433 H. Anugerah Terindah, begitu kata Gradasi dalam salah satu judul nasyidnya. Ikhwahfillah, Kesuksesan itu ibarat pendakian. Maka, kesuksesan besar kita adalah akumulasi kesuksesan-kesuksesan kecil. Seorang Imam Ghozali terkenal dengan kitab Ihya Ulumudinnya. Padahal sebetulnya beliau memiliki kitab-kitab yang lainnya. Namun, karya terbesarnya adalah ihya tersebut. Pun, misalkan soekarno terkenal dengan kalimat “jas merah”nya, padahal sebetulnya banyak kata-kata beliau sepanjang hidupnya. Dan masih banyak lagi. Bagaimana dengan kita? Kunci yang pertama adalah yakin bahwa suatu saat kita akan memperoleh kesuksesan yang paling besar di dunia dan di akhirat kelak. Bila saat ini belum, maka marilah kita mulai merangaki kesuksesan besar tsb dengan kesuksesan-kesuksesan kecil. Dan, saat ini antm memilih jalan sebagai salah satu panitia besar Gamais ITB 2012, yakni SIMFONI. Maka, yakinlah bahwa di SIMFONi inilah antm akan meraih salah satu kesuksesan antm, hingga kelak akan menjadi pelengkap dalam kesuksesan besar antm. Yakin, dan tetap bergerak! “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka, apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.” (QS Al Insyirah5-8)

Rabu, 14 Maret 2012

Orientasi Pendidikan Indonesia Harus Diubah

Beberapa bulan lalu para pelajar SD hingga SMA sudah memasuki masa-masa liburan sekolah. Bahkan, beberapa sudah memasuki semester baru. Liburan adalah masa dimana para siswa selesai menjalani satu semester. Satu semester yang diakhiri dengan Ujian Akhir Semester (UAS).

Tatkala menghadapi UAS atau ujian lainnya, tentu semua siswa akan menyiapkan sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Dari mulai pemahaman materi hingga ke hal yang bersifat teknis seperti peralatan yang dibutuhkan di kala ujian. Ini merupakan hal yang sudah menjadi rutinitas saat menjelang ujian.
Namun, ada hal yang miris ketika kita berbicara tentang ujian di bangku sekolah, khususnya di Indonesia. Seperti yang kita tahu, masih banyak angka kecurangan dalam setiap pelaksanaan ujian di Indonesia. Yang paling terlihat adalah di saat Ujian Nasional (UN). Selain banyak kecurangan yang dilakukan siswa dan pihak sekolah, angka ketidaklulusan pun masih relatif tinggi.

Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui pendidikanlah bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Bila mengacu pada fungsi pendidikan di atas, maka implementasi pendidikan di negeri ini masih sangat jauh dari predikat baik. Bisa kita lihat masih banyak siswa yang setiap harinya belajar hanya untuk mengejar nilai-nilai dari gurunya. Begitu pun dengan pihak sekolah termasuk guru, hamper sebagian besar hanya memikirkan bagaimana sekolahnya bias menjadi yang terbaik dalam hal prestasi nilai-nilai yang bersifat numeric saja. Sangat jarang stakeholder pendidikan yang memikirkan nilai-nilai lain seperti moral, etika dan spiritualitas siswa.

Dengan orientasi pendidikan yang terjadi saat ini di Indonesaia yang masih berkutat pada nilai-nilai yang berwujud numerik dan akademik saja. Sungguh sebenarnya hal ini telah bersikap munafik bagi tujuan pendidikan itu sendiri. Pendidikan yang sejatinya memiliki harapan agar bisa memtransformasi manusia dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak mempunyai keterampilan menjadi punya keterampilan, dan seterusnya.
Fenomena ini harus kita ubah bersama-sama. Tak ada yang mustahil selama kita bersungguh-sungguh. Mari kita kembalikan konsep dan implementasi pendidikan di Indonesia sesuai tujuan dan fungsi yang sebagaimana mestinya. Jangan sampai hal ini dibiarkan berlarut-larut yang pada dasarnya akan merusak citra dan kualitas bangsa ini ke depannya. Semua harus berperan untuk menyelesaikan masalah ini. Dari mulai pemerintah yang membuat konsep dan kurikulum pendidikan yang baik, pihak sekolah yang mengejewantahkan konsep pemerintah sesuai fungsinya, hingga siswa yang senantiasa memperbaiki orientasinya tentang pendidikan dan sikapnya terkait pelaksanaannya. Dengan sinergi semua elemen, sangat mungkin pendidikan di Indonesia akan menjadi teladan bagi dunia. (Adam Habibie)

Saatnya Melirik Pasar Domestik Indonesia

Mantan Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, dalam satu kesempatan pernah menuturkan bahwa asar domestik menyumbangkan lebih dari 80% untuk pendapatan Indonesia. Sedangkan pasar ekspor hanya sekitar 20% . Fakta ini sedikit memberikan gambaran bahwa potensi pasar domestik Indonesia sangatlah luar biasa.

Indonesia adalah negara dengan potensi yang tidak biasa. Terletak diantara 2 benua strategis, Asia dan Australia. Negeri ini pun memiliki penduduk yang besar, sekitar 240 juta. Potensi ini sebenarnya mampu menjadikan Indonesia Tuan di negerinya sendiri . Namun, faktanya memang belum demikian . Bisa kita lihat bahwa sebagian besar pasar kita masih dikuasai oleh asing. Berbagai sektor-sektor strategis masih sulit bagi industry domestik untuk bisa leading menyaingi competitor-kompetitor asal luar. Tengok sektor energi, PT.Freeport, Cevron, dan kawan-kawannya masih laluasa dan terus menggerusi kekayaan alam negeri ini. hampir tidak ada industry lokal yang mampu menyaingi mereka. Bahkan, Pertamina sekalipun seolah tak berdaya di negeri sendiri. Begitu pun dengan sektor lainnya seperti industry retail. Raksasa Asing seperti Carefour, Alfamart, dan lainnya makin jauh meninggalkan jawara lokal seperti Matahari. Fenomena ini jelas-jelas kapitalis dan tidak mengedapankan rakyat. Regulasi pemerintah pun tebang pilih dan memihak asing. Asal ada uang, semua lancer. Uniknya Indonesia bukanlah negara yang menganut sistem ekonomi Liberal maupun Kapitalis.

Sudah saatnya kita tidak berlarut-larut dalam masalah ini. Bila terus dibiarkan, kita akan memasuki babak baru penjajahan modern, penjajahan ekonomi. Langkah kongkret untuk menyelesaikan ini berada di pihak pemerintah dan rakyat Indonesia. Pemerintah harus berani dan tegas dalam mengatur kebijakannya bagi keberjalanan roda ekonomi di negeri ini. Pun harus tegas kepada investor dan perusahaan asing yang masuk ke Indonesia. Apalagi perdagangan illegal yang berasal dari Negara-negara industri lain seperti China dan Amerika. Mulailah dari penetapan regulasi yang berpihak kepada rakyat. Pemerintah harus bisa memaksimalkan industri lokal dan memudahkan pemenuhan infrastrukturnya seperti peralatan, izin lahan, dan tata kelola pajak. Usaha pemerintah ini tak akan bisa maksimal tanpa disokong oleh keinginan yang kuat untuk maju dari rakyatnya. Rakyat Indonesia harus bertekad kuat untuk mencintai produk-produk lokal. Pun Rakyat yang aktif di dunia industri harus mau dan mampu melakukan inovasi dan hasil produk yang bisa bersaing secara global. Dengan kombinasi upaya ini, sangatlah mungkin Pasar Domestik akan kita maksimalkan dan kita menjadi tuan di negeri sendiri. Kita bisa. (Adam Habibie)

*Naskah ini pernah dimuat di Harian Umum Seputar Indonesia (SINDO) cetak pada edisi 17 September 2011

Belajar Dakwah dari Pedagang Asongan

“Pecel, nasi pecel telungewu mas..”
“Kacang goreng, kacang manis..”
“Aqua, mizone, air,air..”


Seruan itu, ya seruan itu amat sering saya dengar setiap kali kereta yang saya tumpangi berhenti di stasiun-stasiun sepanjang Bandung hingga Surabaya. Mereka menawarkan dagangannnya setengah berteriak. Saya mengamati setiap gerak-gerik mereka. Luar biasa, sekalipun para penumpang tidak menyambut teriakan mereka apalagi membeli, namun mereka tak bosan terus berteriak menawarkan dagangannya. Mengingat saya lapar, maka saya putuskan membeli nasi pecel, murah Cuma tiga ribu rupiah. Mereka Lelah, ya lelah pasti. Letih, tak usah kau tanya sobat. Hingga peluit masinis terdengar dan kereta perlahan bergerak meninggalkan stasiun, saya masih mendengar sayu-sayup suara mereka..

“Monggo pak, bu nasi pecelnya tigaribu..”
“kacang, kacang, sewu..”


Luar Biasa, dua belas jam perjalanan ini bagi saya memiliki beribu makna, terutama makna akan sebuah perjuangan sekelompok manusia yang tak kenal lelah. Memandang mereka membuat saya teringat saudara-saudara saya di sana, di Lembaga Dakwah Kampus.

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan cara yang hikmah dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An Nahl: 125)

Dakwah adalah bagian dari Ruh Islam. dakwah secara sederhana adalah mengajak, menyeru, dan mempengaruhi manusia agar beriman kepada Allah dan meninggalkan thagut yang mengganggu. Dakwah amatlah luas. Dakwah yang dilakukan di kampus, tentu memiiki objek khusus, yaitu mahasiswa.

Dakwah tak ubahnya suatu proses marketing. 3 elemen penting di dalam dakwah, yaitu subjek, objek, dan proses. Bagaimana agar seruan kita bisa di dengar dan dilaksanakan, tentu dengan proses atau cara yang baik dan menarik. Selain tentu hanya Allah yang mampu memberikan hidayah kepada manusia.

Dalam perjalanannya, dakwah ini akan menyeleksi sendiri pejuang-pejuangnya. Jelas, Allah hanya mau memilih yang siap dan pantang menyerah, sekalipun seruan kita seringkali diabaikan. Kesabaran, mungkin itulah poin utama dalam sebuah jalan dakwah yang panjang.

Pedagang asongan tadi mengingatkan saya akan kesabaran dalam membawa risalah Islam ini. Kesabaran untuk selalu menyeru dan berjalan dari gerbong-gerbong kehidupan kita. Bagi saya, gerbong itu bagaikan kelas-kelas dan gedung-gedung di kampus tercinta. Saya membayangkan setiap dari kita tak kenal lelah menyebarkan dakwah ke setiap “gerbong-gerbong” di kampus. Lelah, ya memang lelah. Tapi, kita tidak peduli. Jika mereka, pedagang asongan mengharapkan uang untuk biaya hidup. Maka, kita hanya berharap semoga seruan kita berbuah Syurga.

Kawan,selamat berjalan di gerbong-gerbong ruang dakwah, bersabarlah dan terus bekerja!
Biar Allah, Rasul, dan orang-orang mukmin yang akan melihat kerja-kerja kita..


Gerbong Bisnis-2 kursi 16A
KA Mutiara Selatan, Bandung-Surabaya
10-11 Maret 2012